Cara Menghadapi Orang Tua Pemarah

Cara Menghadapi Orang Tua Pemarah

Berlatih untuk Mengendalikan Diri

Pikiran yang dingin tidak datang tiba-tiba saja. Pengendalian diri dan berpikiran dingin perlu dilatih. Anda dapat melakukan ini ketika sendirian. Duduk dalam keadaan punggung yang tegak, kemudian ambil napas secara perlahan.

Proses pengambilan napas ini dilakukan selama 5 hingga 6 detik lamanya. Kemudian tahan napas kira-kira selama 2 detik dan keluarkan secara perlahan.

Ulangi proses ini sebanyak 10 kali dalam satu waktu. Anda dapat mempraktekkan proses pengendalian diri ini ketika meminta “waktu jeda” seperti pada poin 1.

Ketahui Jenis Kekerasan

Untuk menghadapi orang tua yang pemarah hingga tak jarang mereka mengeluarkan sumpah serapah, maka Anda perlu belajar mengenai kekerasan verbal. Kekerasan verbal ini memungkinkan terjadi di semua tipe keluarga dengan berbagai status ekonomi.

Beberapa identifikasi kekerasan verbal antara lain menggunakan ancaman, menyumpahi dengan makian hingga merendahkan di depan umum.

Ketahui juga apakah Anda merasa takut dengan orang tua? Beberapa efek kekerasan verbal dapat mengakibatkan anak bermasalah, menutup diri dari pergaulan sosial, tidak menuntut dan mengalah selalu hingga depresi.

Jika Anda merasakan ini setiap orang tua marah, maka ada yang tidak sehat dengan hubungan dalam keluarga Anda.

Jika Anda memang mengalami kekerasan, terutama verbal ketika orang tua marah, maka ada baiknya untuk meminta bantuan. Akan lebih baik jika Anda menghubungi pihak yang memang berwenang mengatasi masalah tersebut. Misalnya melapor pada Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI.

Jika dirasa terlalu jauh jangkauannya, Anda bisa meminta bantuan orang dekat. Seperti misalnya kerabat yang dituakan dan dapat dipercaya menengahi permasalahan. Atau jika Anda masih bersekolah, Anda bisa meminta bantuan guru.

Demikianlah beberapa cara bijak dalam menghadapi orang tua yang pemarah dan temperamen. Tentu saja sebagai anak Anda tidak ingin menjadi seseorang yang durhaka kepada orang tua bukan? Maka dari itu selalu hadapi orang tua dengan kepala dingin dan hati yang lapang.

Ingatlah, mereka pernah menjadi anak, namun Anda belum pernah menjadi orang tua. Selain itu, menghadapi zaman berbeda juga berpengaruh pada output sikap yang berbeda pula. Semoga berhasil!

Orang tua sangat berbeda dengan orang yang lebih muda, baik dari segi pemikiran juga dari perilaku. Bahkan ada pula orang tua yang selalu merasa benar dan tidak mau mengalah. Selain itu, tak jarang orang tua akan berlaku kasar kepada orang lain terutama anggota keluarga.

Sifat kasar, pemarah, dan tempramental tersebut dapt disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari psikologi hingga gangguan medis tertentu seperti Alzheimer atau demensia.

Kedua penyakit tersebut erat kaitannya dengan perubahan suasana hati secara tiba-tiba kepada penderitanya, tak jarang pengidap Alzheimer atau demensia akan berlaku kasar.

Hal tersebut diakibatkan oleh halusinasi dan ketidakmampuan mengingat nama atau seseorang seperti pasangan, anak, cucu atau anggota keluarga lainnya.

Bila tidak diberikan pengobatan atau perawatan yang tepat, penderita Alzheimer akan semakin menjadi-jadi dan sulit untuk dikendalikan. Layanan jasa kesehatan home care perawat atau pendamping lansia dapat menjadi solusi untuk merawat orang tua di rumah.

Jika orang tua tidak membutuhkan perawatan atau pendampingan secara medis, cara menghadapi orang tua yang egois dan pemarah karena bukan disebabkan kondisi medis tertentu maka dapat dengan melakukan 5 cara berikut ini.

Baca juga: 10 Kalimat yang Tidak Boleh Diucapkan Orangtua Ke Anak

Komunikasi dengan Baik

Berapapun usia Anda, Anda akan tetap dianggap sebagai anak kecil oleh orang tua. Tapi bukan berarti itu membuat Anda bebas bersikap kekanak-kanankan.

Terlebih dalam hal berkomunikasi.  Ketika orang tua marah, Anda harus mampu berkomunikasi dengan sehat, tidak terbawa arus.

Meniru orang tua yang sedang marah, misalnya dengan membalas perkataan tidak sopan, hanya akan membuat mereka semakin kesal. Setelah agak reda, baru keluarkan uneg-uneg Anda dengan pemilihan kata dan nada yang sopan. Tatap mata mereka dan jangan memandang ke arah lain.

Berbicara dengan tatapan mata akan membuat Anda terlihat lebih jujur dan tulus. Sampaikan permasalahan dan solusi melalui sudut pandang Anda dengan cara yang baik.

Berubah Jika Memang Baik

Orang tua yang marah bisa jadi sedang menyampaikan usulan perbaikan pada Anda. Hanya saja, hal ini ibarat memberi batu permata dengan cara melempar mengenai kepala. Bukan batu permata yang diingat, rasa sakit di kepala malah yang selalu terngiang.

Begitu pun ketika orang tua sedang menasehati Anda dengan cara marah-marah. Bukan saran yang didapat, malah sakit hati yang selalu diingat. Untuk itu turunkan ego Anda dan pikirkan kembali apa yang telah dikatakan oleh orang tua.

Apakah perkataan mereka memang bermanfaat untuk perubahan Anda yang lebih baik? Atau bermanfaat untuk masa depan Anda nanti? Jika memang iya, maka tak ada salahnya untuk berubah ke arah yang lebih baik.

Katakan Jika Sakit Hati

Tidak hanya sekali dua kali, sifat pemarah orang tua bisa jadi keluar berkali-kali tanpa mereka sadari. Untuk itu, ketika suasana mulai mereda, Anda dapat mengatakan bahwa perkataan atau perbuatan orang tua yang suka marah menyakiti hati Anda. Terlebih ketika mereka berteriak.

Bisa jadi perlakuan orang tua yang selalu marah jika menegur Anda dianggap lumrah oleh mereka. Bahkan ada orang tua yang tidak sadar bahwa sikap tersebut terkadang kurang tepat.

Maka Anda, sebagai pihak yang terkena imbasnya, dapat mengatakan dengan jujur bahwa kemarahan orang tua memiliki dampak negatif pada psikologi Anda.

Setiap orang tua pasti peduli dengan anak mereka, baik itu lewat sikap, perhatian maupun perkataan. Hanya saja kepedulian tiap orang tua itu berbeda-beda cara penyampaiannya.

Ada yang terkesan baik, tapi tak jarang tampak seperti jahat. Misalnya orang tua yang cerewet atau suka marah-marah.

Namun, beberapa anak tidak mampu menangkap maksud apa di balik amarah orang tua. Bukannya berubah, anak malah sebal dan bahkan balik marah pada orang tua. Tak jarang juga dari anak yang semakin menjadi-jadi kelakuannya.

Nah, jika Anda kebetulan memiliki orang tua yang temperamental, berikut ini beberapa cara menghadapi orang tua yang pemarah secara bijak.

Perlu pikiran yang dingin jika orang tua Anda sedang marah-marah. Untuk itu hindarkan diri Anda terlebih dahulu dari situasi yang pelik ini.

Berteriak atau melawan balik orang yang sedang marah ibarat menyiram bensin ke dalam api. Solusi tidak tercapai, malah masalah semakin membesar.

Anda bisa menyampaikan apakah Anda dan orang tua bisa berbicara kembali selama beberapa waktu. Paling tidak 30 menit untuk mendinginkan pikiran.

Atau jika tidak begitu, terima saja dulu perkataan mereka. Pikirkan kembali apa yang dikatakan. Anda bisa menunggu hingga keesokan hari untuk berhadapan kembali dengan orang tua.

Cari Solusi Bersama

Ketika pikiran sudah tenang dan rileks serta mampu berbicara dengan hati ke hati, maka gunakan momen ini untuk mencari solusi bersama. Apa sih sebenarnya tuntutan orang tua kepada Anda? Mengapa sih Anda tetap bersikukuh pada prinsip Anda yang tidak bisa dirubah tersebut?

Anda bisa membicarakan dua hal penting tersebut dengan orang tua. Kompromikan dengan baik bersama mereka.

Ambil dampak positif dan negatif keputusan yang hendak diambil, bagi Anda dan orang tua. Dengan melakukan diskusi tesebut, siapa tahu Anda akan menemukan solusi yang lebih baik dari pemikiran bersama.

Dengarkan Lebih Dahulu

Ketika orang tua marah, dapat dipastikan jika mereka sedang kalut secara emosi. Belum lagi jika masalah tentang Anda juga bertumpuk dengan masalah lain yang sedang mereka hadapi.

Dengan begitu, akan lebih baik jika menghadapi orang tua yang pemarah dilakukan dengan mendengar uneg-uneg mereka terlebih dahulu.

Bisa jadi mereka hanya ingin meminta bantuan Anda untuk lebih memahami mereka. Simpan komentar Anda hingga orang tua tidak mengeluarkan perkataan penuh emosi.

Keluar untuk Relaksasi

Pergi untuk berjalan-jalan semenaara juga termasuk cara menghadapi orang tua yang pemarah yang juga efektif. Dengan pergi sejenak dari pandangan mereka, dapat membuat pikiran Anda menjadi lebih tenang. Berjalan-jalan di lingkungan yang berbeda juga membuat tubuh menjadi lebih rileks.

Penuhi pikiran Anda dengan pikiran positif selama berelaksasi. Jauhkan dari prasangka yang belum tentu benar adanya. Ingat kembali kenangan indah bersama orang tua agar hati menjadi lebih tenang.

Berbicara Jika Diizinkan

Orang tua belum selesai marah-marahnya, jangan suka dijawab. Kebanyakan anak sering menjawab pertanyaan yang seharusnya memang tidak untuk dijawab.

Orang tua marah-marah sebenarnya tidak ingin mendapatkan jawaban apa pun, cukup didengarkan saja. Namun bila memang sudah kelewatan, ada baiknya untuk meminta izin berbicara.

Jika tidak diizinkan atau kondisi tidak memungkinkan, sebaiknya tahan diri dan bisa berbicara di lain waktu jika kondisi sudah memungkinkan untuk berdiskusi mengenai hal ini.

Selalu mengutamakan sopan, santun dan patuh namun juga harus bisa berani untuk mengungkapkan perasaan. Tidak mungkin harus menyimpan seluruh pembelaan, pilihlah waktu yang tepat.

Meski sudah mendapatkan waktu dan kondisi yang tepat untuk mendiskusikan mengenai kejadian marah-marah, bukan berarti boleh untuk mendebat kemarahan orang tua.

Ada baiknya kembali menanyakan atau sekadar konfirmasi mengenai asal muasal kemarahan orang tua. Dengan begitu, orang tua akan merasa benar-benar diperhatikan saat marah.

Tanyakan secara lembut namun tidak menyinggung. Jika dalam pertanyaan konfirmasi ada yang tidak benar, beritahukan kepada orang tua namun tidak perlu membenarkan diri.

Bila perlu akui saja tuduhan dari orang tua namun tetap memberikan fakta yang sebenarnya biar sama-sama tahu kondisi sebenarnya.